Saturday 11 January 2020

Bhineka Tinggal Aksara

Bhineka tinggal aksara
Yang nyatanya berbeda
Tapi maunya harus sama

Bhineka tinggal aksara
Perbedaan jadi bahan olokan
Sumbu lahirnya perpecahan

Bhineka tinggal aksara
Beda warna lain cerita
Beda tutur kata timbulkan drama

Bhineka tinggal aksara
Orang bicara

rizalard
11 Januari 2020

Monday 28 January 2019

Teruntuk jiwa yang gelisah


Wahai hati dan otak, apa yang sedang kau gaduhkan ? 
Tenanglah. Tuanmu pun lelah
Dia juga butuh tenaga untuk menghadapi pahitnya esok hari
Tenanglah!! 
Setidaknya, biarkan dia memejamkan mata
Jiwanya sudah terlalu babak belur hari ini
Janga pula kau renggut waktu tidurnya
Tenanglah!!
Esok ia akan segera pulih dan siap untuk kau babak belurkan lagi jiwanya.


Ryrz
-28/01/2019-

Sunday 13 January 2019

Surup


Senja yang sekarang tak lagi sesakral senja yang dulu ku kenal.
Senja yang semestinya indah diselipkan dalam sebait puisi.
Menjadi senja yang tak lagi punya kesan romantis.
Entah apa musababnya, mungkin karena yang mengaku-ngaku penikmat senja, pemburu senja, atau apalah mereka menyebutnya.
Yang memburunya hanya untuk diposting di media sosial, lalu dengan congak melabel diri sendiri sebagai pengagum senja.
Sehabis itu pergi dan tak berarti.
Lalu apa esensinya, cukupkah dengan demikian?
Semenjak saat itu aku tak lagi menyelipkan kata senja.
Aku tak punya masalah dengan senja,
Aku tak pernah kecewa akan cantiknya,
Aku hanya tak bergairah kehilangan kesakralannya.
Senja kini berubah menjadi SURUP,
SURUP yang semoga tetap terjaga kemagisannya dan kesakralannya.

Rizal
-12/01/2019-

Saturday 12 January 2019

Tulisan Dosa


Anda layaknya aurora.
Indah,
Penuh warna,
Membuat saya terpana,
Tapi hanya bisa dipandang dari kejauhan saja.

Seperti lubang hitam di angkasa,
Anda mampu menarik saya jatuh sedalam-dalamnya,
Sedangkan anda tetap di tempat semula.
Anda tidak sedikitpun berpindah.

Saya jatuh,
Tapi tidak dengan anda.

Saya memang tidak pantas bersanding bersama anda.
Berkhayal untuk memiliki anda saja saya tak kuasa.
Karena saya hanya manusia biasa di bentala, dan saya hanyalah kasta sudra.

Bahkan,
seharusnya saya tidak berhak membuat tulisan perihal anda.
Saya seolah-olah membuat sosok anda hanya fiktif belaka.
Padahal, ini semua benar adanya.

Maaf,
telah lancang mengabadikan anda dalam tulisan saya.
Saya harap permintaan maaf saya bisa anda terima,
Walau tidak dengan perasaan saya.

Rizal
-10/01/2019-